SPESIAL JUM’AT

Diriwayatkan dari Abdullah ibn Salam, bahwasanya dia pernah mendengar Rasulullah bersabda di atas mimbar pada hari jum’at:

“Tidak mengapa bagi salah seorang dari kalian bila mempunyai kemudahan untuk memakai dua pakaian pada hari jum’at selain dua pakaian kerja.”

SAMT VS KEMUNAFIKAN

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah bersabda:

“Dua perangai yang tidak akan berkumpul pada diri seorang munafiq: samt yang baik dan pemahaman dalam agama.”

Al Mubarakfuri berkata: “Sabda beliau (dua perangai yang tidak akan berkumpul pada diri seorang munafiq) yaitu adanya salah satu sari kedua perangai ini pada diri orang munafiq, atau kedua perangai ini tidak ada pada diri orang munafiq. Hanyalah diungkapkan dengan ‘berkumpul’ sebagai dorongan bago kaum mukminin untuk mengumpulkan kadua perangai itu, serta sebagai larangan keras bagi mereka untuk hanya mempunyai salah satu perangai itu saja.”

 

 

DEFINISI HUSNUS SAMT (PERILAKU YANG BAIK)

tempat-orang-ber-akhlak-baik

Husnu adalah masdar dari hasuna asy syai’ (sesuatu yang baik), yaitu bila sesuatu yang dimaksud itu disenangi dan disukai. As Samt: baiknya jalan dan perkembangan dalam agama. Fi’ilnya adalah samata-yasmatu. Jika dikatakan, “dia  memiliki samt yang baik”, maka maksudnya dia memiliki tujuan serta jalan yang baik dalam agama dan dunianya. Al Mubarakfuri berkata: “samt yang baik maksudnya akhlak, tingkah laku, dan jalan yang baik.” Ath Thibi berkata: “Samt yang baik ialah memakai pakaian orang-orang shalih.” Mairak berkata: “Samt bermakna jalan, yakni sesuatu yang dituju.” Dikatakan pula bahwa yang dimaksud samt adalah bentuk atau penampilan orang-orang yang baik. Dan definisi yang paling baik adalah yang disebutkan Ibnu Hajar: “Samt adalah berusaha menempuh jalan-jalan kebaikan dan memakai pakaian orang-orang shalih, disertai membersihkan diri dari cacat atau kejelekan, baik yang lahir maupun batin.” Intinya, samt yang baik adalah baiknya penampilan luar seseorang dari segi bicaranya dan diamnya, gerak dan diamnya, masuk dan keluarnya, juga baiknya perbuatan di kalangan manusia, yaitu dimana orang yang melihat atau mendengarkannya bisa menggolongkan dia sebagai orang shalih, suka berbuat baik, beruntung, serta bagus agamanya.

SAMT YANG BAIK MERUPAKAN BAGIAN KENABIAN

Diriwayatkan dari Abdullah ibn Abbas, dia berkata: Rasulullh bersabda:

“Sesungguhnya hadyu[1] yang baik, samt yang baik, dan kesederhanaan[2] merupakan sebagian dari 25 bagian kenabian.”[3]

Diriwayatkan juga dari Abdullah ibn Sarjis, dia berata: Rasulullah bersabda:

samt yang baik, tu’adah [4], dan kesedarhanaan merupakan salah satu dari 24 bagian kenabian.” [5]

Ibnu muflih berkata: “Sifat ini merupakan salah satu watak dan sifat para nabi. Sifat ini merupakan salah satu bagian yang sudah diketahui dari bagian perbuatan-perbuatan mereka. Namun, bukan berarti bahawa kenaian itu terbagi-bagi, atau bahwa seseorang yang bisa mengumpulkan sifat-sifat ini bearti dia memiliki sebagian kenabian. Karena kenabian tidaklah bisa diusahakan, tidak pula bisa didapat dengan sebab, tetapi semata merupakan karomah dari Allah. Mungkin pula yang dimaksud dengan kenabian di sini adalah apa yang dibawa dan didakwahkan oleh kenbian, dan jumlah hitungannya hanya diketahui oleh nabi.” [6]

footnote:

[1] Hadyu berasal dari kata hudaa yang berarti petunjuk

[2] Kesedarhanaan maksudnya keadaan yang pertengahan dan menjaga diri dari dua kutub: berleihan dan meremehkan.

[3] Shahih, diriwyatkan oleh Ahmad (1/296), Al Bukhori dalam Al Adab Al Mufrod (267), Abu Dawud (4776). Al Albani berkata dalam Ar Raudh An Nadhir (384): “hasan”

[4] Tu’adah yaitu taanni (tidak tergesa-gesa) dan perlahan. Dikatakan: “Bersikap tu’adah-lah dalam urusnmu.” (Mukhtar Ash Shihah, pada kata wa’ada)

[5] Hasan, diriwayatkan oleh At Tirmidzi (2095). Al Albani berkata dalam Ar Raudh An Nadhir (384): “hasan”

[6] Al Adab Asy Syar’iyyah (2/42)

SIFAT MUSTAHIL BAGI MUNAFIK

Rasulullah bersabda:

“Dua perangai yang tidak akan berkumpul pada diri seorang munafiq: samt yang baik dan pemahaman dalam agama.”

SIFAT ROSULULLAH

Diriwayatkan dari Hubaisy ibn Khalid, bahwa Abu Ma’bad meminta Ummu Ma’bad untuk menyebutkan sifat Rasulullah. Di antara yang dia sebutkan tentang sifat beliau adalah:

“Bila diam, dia berwibawa. Bila berbicara, dia lebih tinggi dari teman-teman duduknya. Beliau adalah orang yang paling tampan dan paling elok dari kejauhan, Paling manis dan paling bagus dari dekat. manis tutur katanya, jelas ucapannya, tidak sedikit dan tidak pula banyak bicara. Tutur katanya seakan-akan untaian sajak yang mengalir.”

Diam itu Indah

Betapa Indah ucapan ibnu Hibban: “Seorang yang berakal wajib memiliki samt yang baik dan diam yang lama, karena hal itu merupakan salah satu akhlak para nabi. Sebagaimana samt yang buruk dan tidak mau diam merupakan salah satu ciri orang-orang yang celaka.”